Perbedaan RGB dan CMYK – Dalam dunia desain pasti tidak terlepas dari yang namanya warna. Karena berkat warna suatu karya seni menjadi semakin menarik. Oleh karenanya, sudah semestinya seorang desainer bisa mengaplikasikan warna dengan baik.
Perbedaan RGB dan CMYK, Pentingnya Warna dalam Desain Grafis
Seberapa pentingkah warna bagi hasil karya desain grafis?
Perbedaan RGB dan CMYK – Warna merupakan komponen penting pada dasar desain grafis yang memiliki peran penentu dari hasil karya desain. Dengan adanya warna, suatu karya seni dapat terlihat hidup.
Namun, bisa juga karena warna suatu karya yang seharusnya terlihat indah malah terlihat sebaliknya. Mengapa demikian?
Hal itu bisa terjadi jika ada kesalahan dalam pewarnaan, sehingga dapat menimbulkan kesan yang berbeda. Setiap warna memiliki filosofi masing-masing dalam penggunaannya.
Kalau dalam dunia desain grafis yang berhubungan dengan warna tidak hanya tentang filosofinya saja. Ada yang lebih penting untuk diperhatikan karena berhubungan proses cetak atau hanya ditampilkan dalam monitor.
Apa yang lebih penting tentang warna selain filosofi warna?
Ada dua komponen dasar warna dalam dunia desain grafis, yaitu warna RGB dan CMYK. Kedua komponen warna inilah yang menentukan pembentukan warna-warna lain pada dunia desain grafis.
Sudah pada tau belum pengertian dari warna RGB dan CMYK?
Langsung saja kita bahas bersama mengenai pengertian, kegunaan, dan perbedaan RGB dan CMYK.
Apa itu RGB?
Perbedaan RGB dan CMYK – Warna RGB adalah warna dasar yang terdiri dari Red, Green, dan Blue. Prinsip warna ini berdasarkan cahaya yang akan menghasilkan tingkat kecerahan yang lebih tinggi. Warna RGB masuk ke dalam additive color mode.
Apabila ketiga warna itu dikombinasikan, maka yang akan tercipta adalah warna putih. Dari hal inilah warna RGB disebut sebagai additive color atau yang disebut dengan warna pencahayaan.
Warna RBG tersedia untuk tampilan warna pada alat teknologi, seperti LCD/CRT pada Display monitor, televisi, scanner, dan lain-lain. Kita bisa leluasa bermain warna dengan memadu-madukannya menjadi warna lain.
Tapi warna RGB tidak dapat sempurna jika kapasitas komputernya tidak bagus otomatos warna RGB tidak akan sempurna, berbeda jika komputer dan layar monitor yang bagus akan mendapatkan warna RGB yang bagus pula.
Warna RGB sangat cocok digunakan untuk presentasi visual dlam tampilan monitor seperti desain halaman webste atau situs. Ciri-ciri dari jenis warna RGB ini adalah terlihat lebih terang dan jelas. Biasanya file yang dihasilkan oleh warna GRB ini berkapasitas lebih kecil.
Apa itu CMYK?
Warna CMYK merupakan warna yang tergolong dalam subtractive color. Warna ini terdiri dari empat warna pokok, yaitu:
- C = Cyan
- M = Magenta
- Y = Yellow
- K = Key
Kenapa singkatannya pakai CMYK kok bukan CMYB?
Perbedaan RGB dan CMYK – Karena menurut teori warna, K yang merupakan singkatan dari Key memiliki arti warna kunci. Sehingga jika tanpa Key warna menjadi tidak lengkap. Apabila warna Cyan, Magenta, dan Yellow dicampur maka akan menghasilkan warna Black.
Disebut sebagai subtractive color karena CMYK merupakan sebuah model warna berbasis pengurangan sebagian gelombang cahaya yang umum dipergunakan dalam pencetakan berwarna.
Sehingga untuk mencapai hasil yang (relative) sempurna dalam memproduksi gambar sedikitnya dibutuhkan empat tinta, yaitu Cyan, Magenta, Yellow, dan Key (Black). Keempat warna tersebut disebut sebagai tinta atau warna proses.
Tinta proses ialah tinta yang digunakan untuk mereproduksi warna dengan proses teknik cetak tertentu, seperti offset lithography, rotogravure, letterpress atau sablon. Tinta ini dapat digunakan bertumpuk-tumpuk, maka sifat tinta ini harus memenuhi standard tertentu, seperti spesifikasi warna dan nilai opacity/transparency.
Tips Penggunaan Warna untuk Desain Grafis
Perbedaan RGB dan CMYK – Desainer harus paham tentang warna terutama perbedaan RGB dan CMYK. Jika salah dalam pengaplikasian warna tersebut bisa berakibat fatal yang berpengaruh pada hasil akhir karya desain.
Permasalahan ini sering terjadi dalam dunia grafis ketika desain yang telah dibuat dengan software desain kemudian dilanjutkan pada proses produksi atau cetak.
Desain yang terlihat menarik ketika di layar monitor bisa menjadi hal yang sia-sia jika desainer grafis lemah dalam pengetahuan mengenai proses produksi, khususnya masalah penggunaan warna.
Hasil desain bisa jadi berubah ketika telah melalui proses produksi menjadi kurang menarik. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, akan tetapi yang paling sering terjadi adalah kesalahan dlam penggunaan warna.
Ketika karya desain dalam format RGB (maksudnya menggunakan warna-warna RGB) maka jika hendak diprint atau hendak naik ke proses cetak harus diubah (dikonversi) dulu ke mode warna CMYK.
Haruskah diubah dahulu?
Perbedaan RGB dan CMYK – Warna wajib diubah dulu karena itu akan berpengaruh pada hasil cetaknya. Karya desain yang terlihat di monitor dengan warna RGB pasti akan berbed dengan warna hasil cetaknya.
Hal jelas terjadi disebabkan karena tinta pada printer dan mesin cetak menggunakan warna CMYK sebagai model warna pada kalibrasi di mesin cetak. Lebih baik jika sebelum proses cetak, warna yang semula RGB diubah dahulu menjadi warna CMYK.
Tapi jangan protes ya kalau ada perbedaan warna dari RGB ke CMYK. Itu sudah pasti akan ada perbedaannya, yaitu warna akan terlihat semakin redup dan tidak bening. Itulah perbedaan rgb dan cmyk.
Akan lebih amannya jika mulai dari awal membuat desain kita langsung menggunakan warna mode CMYK agar tidak ada kekecewaan saat harus mengubah warna menjadi mode CMYK.
Dengan langsung menggunakan warna CMYK, juga dapat kita gunakan untuk mengira-ngira hasil jadi cetakannya kurang lebih seperti itu. Tidak akan jauh beda tampilan warna CMYK di monitor dengan hasil cetakannya.
Lain halnya jika desainnya hanya untuk digital imaging. Sah-sah saja mau menggunakan warna yang mana, karena tidak akan ada perubahan saat tampil monitor manapun. Tapi biasanya akan lebih menarik jika menggunakan warna RGB yang terlihat lebih cerah.
Sebenarnya beberapa software desain grafis sudah disediakan pilihan mode warna yang bisa kita gunakan, yaitu RGB dan CMYK. Kita bisa memilih antara kedua warna tersebut, misalnya pada Coreldraw.
Cara Mengubah (Konversi) Warna
Perbedaan RGB dan CMYK – Jika sudah terlanjur menggunakan warna RGB pada karya desain yang akan naik ke proses cetak, maka desain tersebut harus diubah atau dikonversikan terlebih dahulu ke mode CMYK.
Bagaimana caranya?
Tenang saja, caranya mudah kok. Ini ada langkah-langkah mengkonversi warna pada beberapa aplikasi desain grafis.
1. Konversi Warna pada Coreldraw
- Klik objek yang ingin di konversikan
- Pilih Bitmaps pada menu bar
- Pilih Mode
- Pilih CMYK Color
2. Konversi Warna pada Adobe Photoshop
- Pastikan layer sudah berada pada objek yang ingin dikonversikan
- Pilih menu Image
- Pilih Mode
- Pilih CMYK Color
3. Konversi Warna pada Adobe Illustrator
- Pilih File pada menu bar
- Pilih Document Color Mode
- Pilih CMYK Color
Mudah bukan? Itulah cara untuk mengkonversi warna dari RGB ke CMYK ataupun sebaliknya.
Perbedaan RGB dan CMYK – Sudah semestinya seorang desainer mengetahui ilmu dasar ini. Karena hal ini akan terus digunakan dalam proses pembuatan desain sampai kapan pun. Jangan sampai desain sudah jadi dengan warna yang cantik, eh ternyata hasil akhirnya beda. Yang lebih ngerinya lagi apabila kena complain dari customer, jangan sampai deh.
Kita tidak boleh puas dengan ilmu yang kita miliki saat ini. Kita harus terus mencari ilmu-ilmu baru yang akan menambah wawasan kita. Juga para desainer harus terus berlatih untuk mengasah kemampuan agar semakin baik.
Ciptakan karya-karya baru, salurkan ide-ide kreatif kalian melalui desain grafis. SemangArt Berkarya!!
Baca Juga Artikel Lainnya:
- Pengertian Shutter Speed dan Peran Pentingnya dalam Fotografi
- 9+ Macam Macam Desain Grafis Sebagai Peluang Usaha
- [Lengkap] Pengertian Corel Draw, Sejarah, 7 Fungsi dan Keunggulan